Kamis, 10 Juni 2021

PAHITNYA ADU PENALTI

Johan Cruyff

Adu penalti, diciptakan kali pertama pada 1976 dan selalu meminta takdir yang pahit. Di semifinal Euro 2000, misalnya, Belanda kalah dari Italia lewat adu penalti. Belanda memang sejak dulu tak punya tradisi baik dalam mengeksekusi penalti. 

Sebelum pertandingan, saya mengatakan kepada pers bahwa Italia tak akan pernah bisa mengalahkan Belanda. Kenyataan bahwa kami kalah, itu terjadi di luar permainan 2x45 menit plus perpanjangan waktu.

Secara mental, Belanda adalah tim yang paling baik dalam soal menyerang. Secara mental, sejak dulu, Italia yang terbaik dalam bertahan. Saya menyesali kelahiran sistem gerendel (catenaccio) ala Italia. Karena, seperti saya prediksi dari semula, hanya akan membunuh permainan modern. 

Ketika tendangan Frank de Boer gagal, disusul Patrick Kluivert, saya mulai ragu tim “Oranye” akan keluar dengan kepala tegak. Keraguan saya terbukti. Belanda dikalahkan oleh diri mereka sendiri.

Sebaliknya, Italia seolah masih tampil utuh (walau Zambrotta sudah dikartu merah) setelah kejadian itu. Ending-nya bukan siapa mendominasi siapa. Tapi fokusnya sudah ke soal spirit dan kepercayaan diri.


from: vault.si.com

Saya bisa mengerti mengapa Frank Rijkaard memutuskan mundur. Saya juga mungkin akan melakukan hal serupa untuk melawan rasa ketidakpercayaan atas apa yang terjadi di lapangan.

Anda main dengan full teknis, unggul personel, dapat dua hadiah penalti, tapi tetap harus pulang dengan air mata.

Sekarang, Arigo Sacchi, salah seorang pembaharu catenaccio, boleh tersenyum. Resepnya yang membawa Italia kalah adu penalti dari Brasil di Piala Dunia 1994, mampu dipraktekkan secara efektif oleh Dino Zoff.

(c) uefa.com

Penalti menjadi topik sentral karena lolosnya Prancis ke final pun lebih ditentukan kedinginan Zinedine Zidane menendang di posisi 12 pas.

Tapi, secara mental maupun teknis, Prancis tentu lebih baik dari Italia. Sepertinya tidak adil membandingkan Prancis yang jelas matang dengan kebintangan para pemainnya dengan Italia yang kalau boleh saya sebut, dikatrol oleh dewi fortuna.

Tapi, sepakbola permainan dengan sepakbola hasil acapkali berlawanan. Anda mendominasi permainan, tak otomatis akan memenangi pertandingan. Italia adalah contoh betapa sepakbola melahirkan banyak kejutan. Menang adalah kata kunci, terlepas dari apakah anda dikalahkan di bursa taruhan dan terlepas apakah anda dikalahkan secara permainan. 

--------------------------------

Dimuat di Tabloid GO, 30 Juni 2000 (kalau tidak salah)